Untuk
meningkatkan pengawasan dan pelayanan di bidang cukai serta perekonomian daerah,
dapat dibentuk Kawasan Industri Hasil Tembakau yang diperuntukan bagi Pengusaha
Pabrik dengan skala industri kecil dan menengah. Pengertian industri kecil dan
menengah sebagaimana dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan yang diterbitkan
oleh menteri menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian. Pengusaha
Pabrik di dalam Kawasan Industri Hasil Tembakau diberikan kemudahan berupa:
a. perizinan berusaha;
b. perizinan berusaha;
c. penundaan pembayaran cukai
Kemudahan
perizinan berusaha sebagaimana dimaksud, berupa pengecualian dari ketentuan
memiliki luas paling sedikit 200 (dua ratus) meter persegi untuk lokasi,
bangunan, atau tempat usaha, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai NPPBKC berupa kerja sama yang dilakukan
untuk menghasilkan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam bentuk
batangan.
Kerja sama
untuk menghasilkan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam bentuk batangan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilakukan oleh Pengusaha Pabrik yang berada di dalam 1 (satu)
Kawasan
Industri Hasil Tembakau yang sama; dan
Industri Hasil Tembakau yang sama; dan
b. dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama.
Kemudahan
berupa penundaan pembayaran cukai, diberikan dengan ketentuan:
a. menggunakan jaminan bank; dan
b. jangka waktu penundaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak
tanggal
dokumen pemesanan pita cukai.
dokumen pemesanan pita cukai.
Jangka
waktu penundaan 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal dokumen pemesanan pita cukai :
a. pengemasan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam kemasan
untuk penjualan eceran dan pelekatan pita cukai; dan/atau
untuk penjualan eceran dan pelekatan pita cukai; dan/atau
b. dengan Pengusaha Pabrik di luar Kawasan Industri Hasil Tembakau.
Peraturan lebih lanjut dapat dilihat disini